Home » » Iran di Mata DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni

Iran di Mata DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni

DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni, salah satu penulis favoritku. Buku-bukunya cukup banyak mempengaruhi caraku memandang kehidupan. Pertama kali berkenalan dengan karyanya yang berjudul La Tahzan, sejak saat itu aku terus mengikuti dan membaca tulisan-tulisannya. Buku-buku karyanya telah diterbitkan di berbagai negara dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Dia penulis yang masih menghapal Al-qur'an, hapal 5000 hadist, kitab Bulughul Maram, dan 10.000 syair klasik Arab. Selain itu, pria yang menamatkan program doktor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi juga aktif berdakwah.

Beberapa hari lalu aku membuka lemari buku, dan tidak sengaja menemukan buku yang sudah lama kubeli. Buku itu berjudul Berteduhlah di Taman Hati, karya DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni. Setelah membacanya kembali ada tulisan singkat yang menarik perhatian. 

Tulisan tentang kesan penulis saat berkunjung ke Iran. Kali ini aku akan mengutip tulisannya tanpa mengurangi, menambah, dan mengubahnya sedikit pun. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi orang yang membacanya.

Saat Berkunjung ke Iran

Bersama beberapa mahasiswa aku berkunjung ke negeri Iran. Perjalanan di mulai dari Jeddah, lalu Damam, kemudian Bahrain, dan sampai di Teheran. Semula, sebelum tiba, aku membayangkan negeri ini merupakan negeri yang tertutup rapat setelah terjadinya revolusi Khomeini yang menggulingkan rezim diktator.

Kami tiba di bandara dan melihat semua wanita menggunakan jilbab, mereka begitu giat beraktivitas dengan kegiatan yang terus-menerus. Kami disambut seseorang yang sudah kami kenal. Ia sengaja mengorbankan waktunya untuk menyambut kami.

Kami berjalan di sejumlah jalan-jalan Teheran, semua yang kami lihat adalah orang-orang Iran. Pabrik, perkebunan,, tempat tekstil. Semuanya dikelola oleh orang-orang Iran. Makanan mereka, minuman mereka, perabotan mereka, bangunan mereka, gedung mereka, mobil mereka, kayu mereka, semua fasilitas mereka adalah produk mereka sendiri.

Mereka tidak mengimport apapun dari luar negeri. Daging, susu, sayuran, buah, biji-bijian, semua dilakukan oleh tangan orang Iran sendiri. Tak satu pun kecuali orang Iran yang membuat gelas, meja, pakaian. Semuanya bermerk simbol Iran, terdapat sampai pada pena, buku, tas, atau bahkan pada tempat air.

Rakyat semuanya bekerja laki-laki maupun perempuan. Dunia di Iran dunia yang penuh hiruk-pikuk, aktifitas di pabrik, di laboraturium, di pasar, di perkebunan. Aktif, dinamis, produktif, konstruktif. Padahal Iran adalah tetap negeri yang tertutup.

Aku takjub di Iran terhadap tiga hal, tapi aku juga gelisah karena tiga hal. Aku takjub dengan produktivitasnya. Aku takjub dengan kelembutan dan kebaikan orang-orangnya. Aku takjub dengan komitmen mereka pada persatuan.Tapi aku risau dengan tiga hal.

Aku tidak melihat masjid-masjid yang berdiri di atas prinsip takwa dan keridhaan pada Allah. Aku melihat semua berbau "Husain". Aku melihat sebuah tempat shalat dengan batu yang diletakkan di tempat mereka shalat dengan keyakinan batu itu berasal dari tanah Karbala. Apakah ada dalil syar'i yang shahih tentang hal itu?

Kedua, aku juga risau karena aku tidak mendengar sama sekali ucapan ridha kepada para sahabat yang banyak dedikasinya untuk agama ini. Mengapa mereka tidak mengatakan keridhaan itu? Dan mengapa tidak terucap do'a untuk para sahabat Rasulullah SAW? bukan hanya itu saja, justru yang kudengar cacian, makian, penghinaan yang ditutupi oleh taqiyah dan basa-basi.

Ketiga, di Iran aku risau karena tidak melihat kitab-kitab karya para ulama Islam besar, seperti Imam mahzab yang empat, Imam ibnu Taimiyyah, Imam Bukhari, Imam Muslim, kitab-kitab sunan dan turats yang bermanfaat. Apakah ada kebaikan bagiku bila tidak ada kumpulan ilmu itu?

Aku menyampaikan tiga pertanyaan pada penduduk Iran. Kapan kami mendengar dari kalian doa keridhaan pada Abu Bakar, Umar, dan sisa sahabat generasi awal yang agung itu, lalu berhenti dari mencaci maki mereka? Kedua, kapan kami melihat simbol-simbol agama Islam yang memang ada di masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya secara terang-terangan di masjid. Ketiga, kapankah kami melihat kitab-kitab para ulama muncul tanpa pengurangan dan tanpa penghapusan.


doktor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt

Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt
doktor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt

Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt
doktor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt

Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt

0 komentar:

Posting Komentar


Focus Private

Les Privat

Les Privat Focus Private adalah lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri sebagai spesialis les privat guru ke rumah untuk mata pelajaran eksakta yaitu Matematika, Fisika, dan Kimia. Info 082312091982
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Total Tayangan Halaman