Kecanduan jejaring sosial membawa dampak buruk, salah satunya FOMO phobia. FOMO berasal dari kata Fear Of Missing Out, yaitu rasa takut yang
berlebihan tertinggal informasi di jejaring sosial atau internet.
Yuk, kita cek sama-sama kamu mengalami FOMO phobia atau tidak.
Tanda- Tanda FOMO Phobia
1. Gelisah jika tidak mengecek akun jejaring sosial.
Sobat, orang yang mengalami FOMO phobia mengecek akun jejaring sosialnya setiap 30 detik sampai lima menit dalam sehari. Bayangin sob, setiap 30 detik! Data itu berdasarkan penelitian yang dilakukan Melbourne’s Victoria University. Coba saja kamu hitung berapa kali dalam sehari mereka mengecek akun
jejaring sosialnya. Jika sebentar saja mereka tidak membuka akun jejaring sosial, mereka dihantui perasaan gelisah dan uring-uringan hingga mengganggu aktivitasnya di dunia nyata. Mereka sangat takut ketinggalan informasi di dunia maya.
2. Tidak bisa melepaskan diri dari handphone.
Karena ketakutan yang berlebihan kehilangan informasi di dunia maya, mereka selalu lekat dengan handphone. Makan sambil baca status teman, baru bangun tidur langsung meraih
ponsel untuk mengecek media sosial, malam sebelum tidur masih sibuk
menulis komentar. Seakan-akan handphone sudah menempel di telapak tangannya. Ketika
handphone hilang atau lupa menaruh, dunia serasa runtuh. Panik dan
kalang kabut.
3. Terobsesi dengan postingan orang lain.
Selalu mau tahu, diam-diam sering mengamati wall atau dinding teman
di jejaring sosial hanya untuk mengetahui aktivitas, foto, dan
status-status yang ditulisnya. Mereka percaya orang lain memakai akun
jejaring sosial untuk menunjukkan jati dirinya dan apa saja yang dilakukan. Mereka seringkali menyesal jika tidak bisa membaca postingan orang lain.
Di sisi lain penderita FOMO phobia juga rentan terkena depresi karena
iri melihat foto dan membaca status kehidupan orang lain yang diposting
ke akun jejaring sosial. Mereka tidak mau kehidupan orang lain lebih baik daripada
kehidupannya sendiri, perasaan itu menyebabkan mereka ragu dengan
dirinya sendiri dan tidak bersyukur.
4. Manajemen waktu yang buruk.
Sudah pasti penderita FOMO phobia tidak mampu mengatur waktunya dengan baik. Mereka menghabiskan waktunya selama kurang lebih 400 menit atau kurang lebih 6-7 jam setiap harinya untuk membuka akun jejaring sosial. Padahal waktu 6-7 jam itu bisa digunakan untuk aktivitas lain di dunia nyata yang lebih bermanfaat.
5. Eksis berlebihan di jejaring sosial.
Bagi penderita FOMO phobia, profil mereka di akun jejaring sosial hal yang sangat penting untuk menggambarkan kepribadian. Mereka juga merasa bete ketika notifikasi atau pemberitahuan sedikit, tidak banyak yang me-like dan mengomentari kirimannya. Akibatnya mereka terdorong untuk mengirim tulisan atau foto yang lain
dengan harapan ditanggapi oleh teman-teman di jejaring sosial. Bahkan men-tag ke banyak orang di jejaring sosial.
Nah, terus bagaimana dong caranya supaya terhindar dari FOMO phobia?
Padahal kamu masih membutuhkan jejaring sosial untuk berkomunikasi
dengan sanak saudara yang tinggal jauh atau mengerjakan tugas kelompok
di grup jejaring sosial?
Tenang aja, sob! Bukan berarti kamu tidak boleh menggunakan akun jejaring sosial. Ada beberapa tips sederhana yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari FOMO phobia.
Pertama, batasi dirimu menggunakan jejaring sosial. Cobalah untuk tidak membuka akun jejaring sosial selama beberapa lama. Buatlah jadual mengakses jejaring sosial dan laksanakan jadual yang sudah kamu buat. Misalnya hanya membuka jejaring sosial satu kali dalam sehari.
Awalnya kamu resah gelisah seperti orang yang ‘sakaw’ karena tidak bisa mengakses internet. Jempolmu gatal ingin mengetik status atau membagikan foto yang tercantik atau terganteng. Tenang aja sob, itu cuma permulaan, setiap kali keinginan itu muncul coba untuk mengalihkannya. Lama kelamaan kamu terbiasa mendisiplinkan diri.
Kedua, menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat di dunia nyata. Sob, ada banyak kegiatan yang enggak kalah serunya dibandingkan eksis di jejaring sosial. Kamu bisa menyibukkan diri dengan hobi, jalan-jalan bersama teman
sebaya, olah raga, mendaki gunung, menulis, membaca buku, aktif di
kegiatan sosial, dan lain-lain. Intinya buatlah dirimu sibuk di dunia
nyata.
Kamu itu makhluk nyata bukan makhluk maya apalagi ghaib (ih…serem),
kamu tinggal di dunia nyata. Berinteraksi dengan manusia yang
jelas-jelas ada, cetak prestasi nyata yang dampaknya bisa dirasakan oleh
lingkungan sekitar. Percaya deh sob, kalau kamu sibuk enggak bakal sempat memikirkan jejaring sosial.
Ketiga, menjauhlah dari handphone. Cobalah untuk menyimpan ponselmu di tempat yang jarang terlihat,
misalnya di dalam lemari. Jika perlu kunci lemari lalu simpan kuncinya.
Kamu perlu waktu untuk bercengkrama dengan keluarga, jangan biarkan ayah atau ibumu terabaikan karena kamu sibuk bermain ponsel. Ketawa-ketiwi dengan teman di dunia maya tapi cuek dengan orang tua sendiri. Kasihan kan ayah ibumu.
Keempat, ubah cara berpikirmu tentang jejaring sosial. Jejaring sosial bukan segala-galanya. Kamu tetap bisa hidup tanpa jejaring sosial, beda dengan makanan. Jejaring sosial bukan kebutuhan primer. Orang bisa meninggal karena
kurang gizi, tapi tidak akan meninggal karena tidak bisa mengangkses
internet. Jadi santai saja, kamu tidak harus mengecek akun jejaring sosial setiap menit.
Kelima, kurangi kebiasaan ingin tahu kehidupan orang lain melalui jejaring sosial. Enggak ada gunanya kamu mengintip profil atau dinding orang lain, membaca semua status dan kirimannya. Belum tentu semua informasi yang mereka kirim benar, lagipula semakin
ingin tahu kehidupan orang lain semakin rentan terserang iri dan
dengki. Kamu bisa iri melihat kehidupan orang lain yang dianggap lebih beruntung, entah karena dia orang yang lebih kaya, bisa jalan-jalan keluar negeri sementara kamu cuma bisa menikmati layar tancap.
Sedih melihat foto mesra orang lain bersama suami atau istrinya, sementara kamu sudah bertahun-tahun menanti jodoh yang tak kunjung datang. Kalau kebiasaan ingin tahu yang tidak pada tempatnya itu diteruskan,
lama-kelamaan kamu bisa depresi, sedih melihat orang senang, dan tidak
mensyukuri kehidupanmu sendiri.
Keenam, jangan takut dianggap enggak gaul. Enggak usah minder kalau enggak eksis di dunia maya.
Siapa bilang yang jarang membuka jejaring sosial itu gaptek, jadul,
dan cupu? Ingat sob, penilaian orang lain bukan standar utama dalam
menilai diri kamu sendiri. Banyak kok siswa berprestasi yang enggak eksis di dunia maya, mereka sibuk dengan berbagai kegiatan.
Biasanya nih yang eksis di dunia maya malah orang- orang yang banyak waktu luang alias pengangguran.
Remaja yang kecanduan jejaring sosial juga enggak keren. Rata-rata
prestasi akademis mereka jeblok karena malas belajar dan malas
mengerjakan PR, sering membolos sekolah supaya bisa memakai internet.
Sampai-sampai mereka rela menginap di warnet, enggak mandi selama beberapa hari, dan enggak mau pulang ke rumah. Waduh, kalau sudah begini orang tuanya yang pusing. Bagaimana masa depan mereka nantinya?
Ketujuh, stop keinginan curhat berlebihan di jejaring sosial! Ada banyak sarana curhat enggak cuma di akun jejaring sosial, kamu
bisa curhat sepuasnya sama Allah Ta’ala atau menuliskan semua
kegalauanmu di buku diary. Curhat sama Allah dan menulis di buku diary itu tempat curhat yang
paling aman. Enggak perlu takut ada yang membocorkan curhatanmu, enggak
perlu khawatir ada yang berkomentar sinis atau malah jadi ngegosipin
curhatanmu.
“Tapi tetap lebih asyik curhat di jejaring sosial, ada yang nge-like, ada yang memberi simpati.”
Wah, kalau kayak begitu sih kamu perlu bertanya ke diri sendiri niatnya curhat untuk apa? Benar-benar ingin mencari solusi atau hanya ingin mencari perhatian
orang lain dan mendapatkan banyak simpati? Kalau ternyata tujuannya
hanya ingin mendapat simpati dan perhatian orang lain sebaiknya segera hentikan kebiasaan itu. Banyak mengeluh justru membuat kamu semakin lemah.
Kedelapan, hapus aplikasi jejaring sosial dari handphone-mu. Semua tips sudah dijalankan tapi pikiranmu sulit terlepas dari
jejaring sosial, seakan-akan ada keinginan yang tidak bisa kamu
kendalikan untuk membuka akun jejaring sosial. Saatnya mencoba tips terakhir, hapus aplikasi jejaring sosial dari ponselmu. Tujuannya supaya kamu enggak penasaran untuk terus membukanya,
atau ganti ponselmu dengan ponsel yang hanya bisa SMS dan telepon.
Oke deh sobat, penjelasan di atas tidak bertujuan untuk menakut-nakuti kamu lho. Hanya saja resiko
kecanduan itu pasti ada kalau kamu tidak bijak memakai akun jejaring sosial.
(Tulisan ini telah dimuat di www.kreasianaknegeri.com)
Hati-Hati FOMO Phobia!
Posted by Unknown
on 20.04
sumber gambar: internet
Betul, sekarang banyak orang yang gak bisa lepas dari handphone :(
BalasHapusiya, bener...mba Rizka
BalasHapus