Home » » 7 Karakter Penulis Impian

7 Karakter Penulis Impian

Sob, buat kamu-kamu yang mau fokus di dunia literasi, mau jadi penulis profesional bukan sekadar menyalurkan hobi. Coba deh baca tulisan di bawah ini. Enggak ada ruginya.

    
Menulis itu memang pekerjaan yang membutuhkan kesendirian, kamu bisa bebas corat-coret, tapi bukan berarti pekerjaan ini enggak terhubung sama orang lain.

    
Kalau kamu serius mau menerbitkan karya, mau enggak mau kamu harus berinteraksi dengan pihak penerbit, editor, atau kelak pembacamu.

    
Nah, kebayang kan! Kalau menulis itu pekerjaan yang juga membutuhkan kemampuan sosial yang baik. Enggak sekadar mengandalkan teknik menulis yang oke punya atau bahasa yang nyastra.Yuk! Kita simak, karakter penulis seperti apa sih yang disebut penulis impian.

1.Punya visi misi yang jelas

  
Ini yang terpenting, jangan mau jadi penulis yang biasa-biasa aja. Apa yang membedakan kamu dengan penulis yang lain? Kamu harus punya visi dan misi yang jelas dalam berkarya. Ada hal penting yang perlu diingat oleh penulis, yaitu pesan apa yang ingin disampaikan pada pembaca?
   
Di luar sana buku-buku terbit setiap hari. Ada yang membawa pesan yang baik, namun ada juga yang buruk. Beruntung deh, kalau kamu memilih  menghasilkan karya yang membawa kebaikan dan manfaat.
  
Ingat, kata-kata yang kamu tulis ibarat sihir. Kamu bisa mempengaruhi pembaca. Jangan salah, pekerjaan ini menuntut tanggung jawab yang besar.


2. Jujur

   
Pernah enggak tiba-tiba kamu dituduh plagiat akibat memposting tulisan karyamu sendiri yang ternyata sudah dicontek orang lain? Orang lain yang menjiplak, kamu yang dituduh, atau tulisanmu beredar di dunia maya atas nama orang lain?
   
Wes... pasti gondoknya sampai ke ubun-ubun. Biar bagaimanapun menghasilkan sebuah karya itu enggak mudah, sob!

    
Kamu bisa begadang tujuh hari delapan malam, lupa makan, lupa mandi, dan malas gosok gigi, hanya untuk mencari inspirasi, dan tiba-tiba orang lain merampas karyamu. Ow, ow, ow... pasti hatimu panas membara. Nah, kamu enggak suka kan kalau dicontek.
    
Orang lain juga begitu. Berarti jujur aja dalam berkarya, biarpun tulisanmu enggak secakep tulisan Andrea Hirata atau sekelas Habiburahman El-Shirazy, kejujuranmu punya nilai tinggi.

   
Inget nih, sob! Sekali saja kamu ketahuan plagiat, kamu bakal masuk daftar hitam dan mematikan karirmu sendiri di dunia literasi.


3. Disiplin

   
Biasanya nih penulis yang terikat kontrak dengan penerbit atau menjadi penulis freelance punya target waktu atau deadline menyerahkan tulisan yang lumayan ketat. Apalagi kalau kamu memilih menjadi jurnalis di sebuah media massa. Kamu harus siap berlomba dengan waktu.

    
Selain itu kedisiplinan juga dibutuhkan saat membuat tulisan, kamu harus disiplin menggunakan bahasa yang baik dan benar, memperhatikan tanda baca, merapikan tampilan tulisan, dan lain-lain.

    
Percaya atau enggak, kesungguhan seorang penulis terlihat dari karyanya. Penulis yang bekerja asal-asalan tidak menghargai karyanya sendiri.

    
Jika demikian keadaannya, bagaimana kamu bisa berharap pembaca akan menghargai karyamu? Lha wong, penulisnya sendiri enggak mencintai karyanya.


4. Mau menerima kritik

    
Jujur deh, sob! Tugas editor itu untuk memperbaiki kekurangan karyamu. Jadi enggak perlu ngambek alias mutung ketika dikritik. Adakalanya orang lain lebih jujur menilai karyamu, mana ada penulis yang menganggap tulisannya jelek. Revisi memang terlihat merepotkan, tapi bayangin aja! Apa jadinya kalau tulisanmu terbit tanpa proses revisi. Pasti berantakan dan banyak celanya.


5. Dapat bekerja sama dengan baik

    
Ini juga poin penting, penulis yang menyenangkan itu yang komunikatif. Enak diajak bicara, memahami penerbit juga editor. Tanggap ketika diminta untuk memperbaiki tulisan.

6. Rendah hati

   
Siapa sih yang enggak sebel sama orang yang petantang-petenteng? Jangankan pembaca, rekan sesama penulis aja enggak suka sama penulis sombong.
    
Jangan salah, sob! bisa jadi orang berbondong-bondong membeli karyamu bukan karena tulisanmu aji gile kerennya, bisa jadi mereka mau membeli karena kamu punya karakter yang baik dan menyenangkan-padahal karyamu biasa aja.

    
Itulah makna kalimat "siapa yang meninggikan diri justru akan direndahkan".

    
Hati manusia siapa yang punya? Allah SWT. Jadi perbaiki hatimu sembari terus berkarya.


7. Empati

    
Sob, dalam membuat tulisan kamu perlu mempertimbangkan rasa empati. Pikirkan baik-baik sebelum menggoreskan pena. Jangan sampai kalimat-kalimat yang kamu tulis di kemudian hari menimbulkan polemik.
    
Pilihlah kata-kata yang santun, sekalipun tulisan yang kamu buat bertujuan untuk mengritik.
    
Termasuk juga berempati kepada pembaca, menggunakan bahasa tulisan yang mudah dimengerti. Mereka tidak hanya butuh hiburan saat membaca tulisanmu, tapi juga butuh informasi yang kelak bermanfaat bagi mereka. Nah, itu salah satu tugas penulis. Peka dengan kebutuhan pembaca.


Oke deh sob! semoga tulisan ini bermanfaat. Yuk, kita sama-sama belajar!

Sumber gambar: Internet

4 komentar:

  1. hmm..nice tips...terus berbagi kebaikan ya mbk..jika berkenan boleh mampir di www.indahsukamenulis.blogspot.com masih newbie...mohon saran dan masukan...makasih

    BalasHapus
  2. satu dan tiga masih jadi kendala kayaknya buatku

    masih belum jelas visi dan misi
    dan belum disiplin menulis, kadang nulis kadang nggak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Ara, emang butuh proses. intinya sih latihan terus :)

      Hapus


Focus Private

Les Privat

Les Privat Focus Private adalah lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri sebagai spesialis les privat guru ke rumah untuk mata pelajaran eksakta yaitu Matematika, Fisika, dan Kimia. Info 082312091982
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Total Tayangan Halaman