Home » » Curahan Hatiku

Curahan Hatiku

Jangan Seperti Lilin

Ada hal yang harus diwaspadai jika kita termasuk orang yang bekerja di ranah publik, yaitu kurangnya waktu untuk diri sendiri.
   
Berada di tengah-tengah kerumunan orang dan hiruk pikuk manusia, sangat menguras energi.
     
Menulis tidak sekadar menyusun huruf dan kalimat tanpa makna, menulis juga termasuk aktivitas transfer energi.     
    
Sudah seharusnya seorang penulis memiliki energi yang lebih untuk dibagikan kepada pembaca.
   
Jika tidak pandai membagi waktu untuk mengisi energi, bukan tak mungkin diri sendiri yang akan hancur.
   
Jangan seperti lilin, ia menerangi lingkungan sekitarnya tapi membinasakan diri sendiri.
  
Itulah sebabnya mengapa berlebihan bergaul dengan manusia merupakan sifat buruk yang dijauhi generasi Islam terdahulu.
    
Bergaul secukupnya selama membawa manfaat, dan tinggalkan kesia-siaan.


Sumber gambar: Internet

Pesan Ini untukmu, Wahai Penulis!

Al-Mawardi bahkan tidak pernah mempublikasikan kitab-kitab yang dia tulis sepanjang malam, seumur hidupnya.
   
Pemikirannya yang cemerlang dia sembunyikan rapat-rapat. Kitab itu baru tersebar setelah ajal menjemput.
   
Berbagai puja dan puji melimpah atas karyanya yang fenomenal. Seumur hidup Al-Mawardi menggigit lidah kuat-kuat, menahan diri untuk tidak dikatakan hebat.
  
Karyanya tetap abadi, terus dikenang dan terkenal. Dia mendapatkan semua itu tanpa pernah menginginkannya.
    
"Sesungguhnya apa yang dilakukan karena Allah itu akan abadi" kalimat itu tertulis di dalam kitab yang ditulis Imam Malik.
   
Sahabat, apa yang kita harapkan dari setiap goresan pena kita? sungguh amatlah jauh kapasitas diri kita dibandingkan dengan para sahabat dan ulama terdahulu.
   
Jika mereka lebih memilih kesunyian, kita lebih senang berada di tengah-tengah kerumunan orang.

Mereka menyembunyikan mutiara, sementara kita memamerkan batu kerikil yang tidak berharga.
  
Jika hati mereka lembut, kepala mereka tertunduk merendah, hati kita menjadi keras, sibuk menghias diri demi pandangan makhluk.
    
Lalu apa yang tersisa?
   
Al-Jahiz mengatakan, "Perhatikanlah wahai para penulis! 

Jika engkau melakukannya tanpa keikhlasan, tulisanmu akan menjadi seperti buih yang hilang. Seperti tumbuhan di musim buah, yang akan terbakar oleh angin musim panas."
   
Rasanya terlalu naif, jika kita berharap keabadian dengan menulis. Sementara kita melakukannya dengan niat yang bercampur kotoran.
  
Alih-alih mendapatkan ampunan-Nya, semua amalan justru hilang tak berbekas, ibarat batu yang licin. Hanya tersisa tumpukan dosa yang menggunung.
    
Ini perkara yang sangat berat...

 Sumber gambar: Internet

 Hayatan Thoyibah

Punya banyak harta takut kehilangan. Punya harta sedikit khawatir memikirkan masa depan.

Belum punya pasangan hidup gelisah. Sudah menikah menaruh curiga dikhianati.

Tidak punya pekerjaan sedih. Sudah diberi pekerjaan stres dengan tekanan kerja.

Lantas apa yang salah? jika dalam semua kondisi hatimu tak tenang.

Bisa jadi Dia belum memberimu hayatan thoyibah, kehidupan yang baik. Kehidupan orang mukmin.

Ada orang-orang yang tetap tenang dalam berbagai kondisi. Lapang atau sempit.

Mereka yakin dengan janji Allah Ta'ala, siapa yang bertaqwa akan diberikan jalan keluar dari arah yang tidak diduga.

Mereka tidak punya alasan untuk resah gelisah.

Alangkah senangnya orang-orang itu.

Sumber gambar: Internet

0 komentar:

Posting Komentar


Focus Private

Les Privat

Les Privat Focus Private adalah lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri sebagai spesialis les privat guru ke rumah untuk mata pelajaran eksakta yaitu Matematika, Fisika, dan Kimia. Info 082312091982
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Total Tayangan Halaman