Bagi sebagian masyarakat Indonesia ari-ari atau plasenta dianggap istemewa. Setelah bayi dilahirkan mereka melakukan beberapa tradisi yang terkait dengan ari-ari, misalnya memasukkannya ke dalam kendi, dikubur di dalam tanah lalu diberi lampu.
Sebenarnya bagaimana tuntunan islam terkait dengan perlakuan terhadap ari-ari? Sahabat, di dalam agama islam tidak ada perintah untuk mengistimewakan ari-ari. Ari-ari hanyalah bagian dari tubuh, ketika bayi masih di dalam kandungan ari-ari berfungsi sebagai penyedia makanan , darah, dan oksigen bagi janin.
Setelah bayi dilahirkan ari-ari dipisahkan dari bayi. Jadi tidak ada yang istimewa dari ari-ari, ia hanya bagian tubuh selayaknya kuku dan rambut. Mengubur ari-ari seperti membuang kuku dan rambut yang telah dipotong.
Sumber gambar: hidayatullahmakassar.com
Lalu bagaimana
seharusnya kita memperlakukan ari-ari? Pertama-tama, ari-ari dibersihkan
lalu dimasukkan ke dalam wadah untuk ditanam-wadah apa saja yang bisa
dipakai. Tujuan dari penanaman ini untuk menghindari pembusukan, bakteri
dan penyakit. Bukan karena suatu hal yang lain. Jika dibiarkan membusuk
ari-ari akan menyebarkan bau tak sedap.
Kedua,
gali tanah yang cukup dalam. Tujuannya agar tidak digali oleh binatang,
tanam ari-ari tanpa menyertainya dengan benda-benda lain. Tidak perlu
ragu untuk melakukannya, tepis semua pikiran negatif, mitos dan
keyakinan-keyakinan yang tidak masuk akal.
Ketiga, tutup dengan tanah, lalu tinggalkan, tanpa perlu memberinya tanda atau perlakuan khusus.
Kita tidak perlu membuang tenaga dan pikiran untuk melakukan hal-hal yang tidak ada tuntunannya di dalam islam.
aku juga begitu kok, ari-arinya aku taruh di tempatd an di kubur dg cara menggali tanah daalm-dalam. Anak pertamaku ari-arinya ditanam di kuningan dan anak keduaku di cirebon di belakang rumah
BalasHapusiya Bunda, alhamdulillah. Terima kasih sudah mampir.
Hapus